Mengingat harga pada tranvo sekarang mahal , namun sebagai amatir radio tetep aja nggak kurang akal di sini saya akan bahas mengenahi power supply yang masih hidup namun sudah tak terpakai , bisa juga beli di tukang rosok (bahasa jawa) sekitar 5000 an lalu kita bongkar untuk merubahnya sebagai power supply yang bisa di buat untuk kebutuhan radio amatir karena rata2 dan hampir semua radio amatir membutuhkanteganganantara 12-13.5 volt dan di butuhkan ampere yang tinggi , sedangkan power supply komputer yang tinggi ampere nya Cuma 5 volt maka di siniharus di rubah rangkaiannyadan Untuk merubahnya ikuti langkahnya seperti di bawah iniCaranya :
1 Pada pin 1 cari IC 494ada resistor dari pin 1 ke jalur5 volt output
di ambil dan diganti antara 18 – 22k dandi pindahdari pin 1 ke 12 volt output
2.Pada pin 4 cariresistor yang ke ground nilainya diganti 47 om
3.Transistor dengan symbolterletak pada jalur ke 5 volt( menentukan amper yang tinggi ) sedangkan Transistor yang kecil terletak padajalur ke12volt( menentukan amper yang kecil ),karena yang di butuhkandalam rakaian ini adalah12volt dengan amper yang tinggi maka transistor tersebut harus di balik artinyatransistoryang di jalur 5 volt di pindah ke jalur 12 voltsupaya amper yang di butuhkan bisa terpenuhisedangkan jalur yang 5 volt biarkan tidak usah di pakai
4.Toroit jumlah nya ada 3 besar ,sedang ,dan kecilnah yang di butuhkan kita untuk merubahsupaya 12 volt beramper tinggi maka toroit yang arahnya ke jalur 12 volt kawat emailnya
di ganti yang lebih gede namun diameternya masih tetep
5.TransistorKembarartinya pada jalur itu ada transistor yang sama nilainyaitu digantidengan seri C2625nah ini hasil yang sudah jadi dengan tegangan 13,5 voltdan sampai20amperlumayan kan buat narik radio Rix kenwood 241 sq enteng aja cara ngetes amper bisadi lakukandengan mengkonsletkan pada tegangancaranya ambil skring yang nilainya 20amper lalu anda tempelkan antara negative dan positifbilaputus berarti lebih dari 20ampernya tapi ingat jangan sampai kena mata ya karena bila ampernya kuat bisa adaledakan kecil pada skring jadi harus hati2 ,kalau sudah selesai anda juga bisa menambahasesoris di book nya supaya kelihatan cantik seperti avo meter dan lain2 nah selesai sudahdan siap di gunakanselamat mencoba semoga berhasil
Oscilator merupakan bagian terpenting dalam perakitan pemancar. bisa menggunakan oscilator colpits atau yang lain. modifikasi oscilator biasa menggunakan varicap dioda untuk memindah frekuensi. hal ini dalam perakitannya akan banyak menemui kesulitan karena kurang stabilnya regulator power supply untuk oscilator. dalam perkembangannya teknik ini juga biasa dipakai untuk teknik Phase looked loop (PLL) yang sudah jelas lebih stabil frekuensinya. Coba kita bahas. Tuner Fm ini sejatinya adalah untuk receiver/penerima radio FM. dimana disitu terdapat oscilator, rf amplifier dan mixer…. dimana ada pinout untuk ground, tegangan +, if output, rf output untuk di counter, dan AGC. masing-masing kaki memiliki fungsi yang berbeda-beda. (lihat gambar) ok dari situ kita gunakan bagian oscilatornya saja. jadi kita gunakan hanya kaki ground, tegangan (+5 volt saja atau diberi IC LM7805), lalu rf output untuk counter frekuensi dapat langsung disambungkan ke bagian buffer pemancar. lalu untuk audio input dihubungkan dengan AGC pinout tuner. untuk kestabilan coba pasang resistor 100KΩ dari kaki AGC ke tegangan +. bsekrup body tuner dengan boxnya dengan kuat. coba berikan input audio dari pre amp. kalo mau mencoba didengarkan di radio. coba posisikan tuner ke bagian paling bawah (sekitar 88MHz). lalu coba dengarkan pada 99,5 MHz. karena selisih pemancar 10,7 MHz. kalo sudah berarti sudah bisa diteruskan ke bagian buffer, driver, dan final pemancar. hal ini menurut prakteknya didapatkan kestabilan yang lumayan, mendekati oscilator sistem PLL. bisa juga untuk masuk pada repeter 2meter band. selamat mencoba
Sabtu, 17 September 2011
:: CARA MEMBUAT BONSAI
A. KREATIVITAS DAN KETEKUNAN SEBAGAI MODAL UTAMA
Membuat bonsai tampaknya mudah dan sederhana. Padahal, membuat bonsai yang baik sebenarnya cukup sulit bagi orang awam dan gampang-gampang susah bagi yang sudah mengetahuinya. Yang jelas, menciptakan bonsai yang baik membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Paling cepat 2-4 tahun. Lamanya waktu tergantung pada jenis tanamannya. Ada 4 ukuran tinggi bonsai yang bisa dipilih, yakni miniature, kecil, sedang, dan rata-rata. Biasanya bonsai miniature tinggi hanya sekitar 5cm dan dipersiapkan selama sekitar 5 tahun. Bonsai kecil tinggi 5-15cm yang membutuhkan waktu persiapan sekitar 5-10 tahun. Bonsai berukuran sedang tinggi 15-30cm yang memerlukan waktui persiapan sekitar 3 tahun. Membuat bonsai membutuhkan kreativitas, ketekunan, ketelitian, dan kasih sayang.
B. MODEL ATAU GAYA BONSAI
Model atau gaya bonsai paling dasar yang perlu dikuasi pemula adalah berdasarkan gaya tumbuhnya, yakni formal dan menggantung. Penjabaran lebih jelas kedua gaya ini adalah sebagai berikut:
a. formal Model atau gaya formal mengikuti pertumbuhan normal dari tanaman yang bersangkutan. Gaya ini terdiri dari tegak lurus, tegak berliku, dan miring.
1. Tegak Lurus Bonsai dengan gaya tegak lurus memiliki batang yang tegak lurus dari pangkal akar sampai ke top mahkota atau puncak batang. Diameter pangkal batang besar dan semakin ke atas batang semakin mengecil. Demikian juga dengan cabang dan ranting pun semakin ke ujung semakin mengecil. Diameter cabang dibagian bawah lebih besar dibandingkan dengan bagian atas. Akar bonsai ini kuat dan menjalar ke segala arah dipermukaan media tanam. Bonsai dengan gaya ini memiliki jarak antar cabang yang tidak merata. Semakin ke atas jarak antar cabangnya semakin rapat. Arah percabangan harus diperhatikan. Pembentukkan bonsai dengan gaya tegak lurus diawali dengan menentukan cabang yang akan dijadikan sebagai top mahkota. Setelah cabang top mahkota ditentukan, batang yang terletak diatasnya dipotong. Sebaiknya, pemotongan batang tersebut menghadap kesamping atau kearah belakang agar bekas pemotongan tidak tampak didepan.
2. Tegak Berliku Bonsai dengan gaya tegak berliku memiliki batang yang tegak, tetapi berlekuku-lekuk. Seperti halnya bonsai dengan gaya tegak lurus, bonsai ini juga memiliki pangkal batang yang besar dan semakin ke top mahkota mengecil. Cabang bagian bawah lebih besar dibandingkan cabang dengan bagian atasnya. Namun, cabang bagian atas itu tampak tumbuh di setiap lekukan batang. Cabang bagian bawah dibentuk hingga tingginya sepertiga dari tinggi keseluruhan batang. Lekukan sebaiknya selalu dibuat mengarah kekiri dan kekanan atau sebaliknya. Agar terkesan alami, arah cabang perlu dibuat kedepan agak menyerong kekiri atau kekanan, sehingga lekukannya tampak dari arah depan.
3. Gaya Miring Bonsai dengan gaya miring mengesankan sebuah pohon yang tumbuh di sebuah lereng atau tanah yang miring. Bonsai dengan gaya ini memiliki pangkal batang yang lebih besar dari pada pucuk batangnya. Akarnya harus terkesan kuat menahan tegaknya pohon. Pembentukan bonsai bergaya miring diawali dengan pengawetan batang. Batang yang tadinya tumbuh tegak diubah arah tumbuhnya ke samping dengan melakukan pengawatan. Lama-kelamaan, batang yang dikawat akan tumbuh miring dengan sendirinya. Arah percabangan sebaiknya dibuat sejajar dengan permukaan tanah atau merunduk kea rah permukaan tanah, sehingga kesan miring bisa terlihat jelas.
b. Menggantung atau cascade Gaya ini berlawanan dengan pertumbuhan normal tanaman. Gaya ini ada dua, yakni semi menggantung dan murni menggantung
1. Setengah Menggantung Bonsai dengan model setengah menggantung mengesankan pohon yang tumbuh di tempat-tempat tandus, seperti tebing yang curam. Pohon di sela-sela tebing pertumbuhannya akan membelok ke atas mencari cahaya. Jika dipindahkan ke pot, pohon itu tampak miring dan menggantung. Bonsai dengan gaya ini puncak atau top mahkotanya tidak boleh melebihi bibir pot
2. menggantung Gaya menggantung sama dengan gaya setengah menggantung, hanya top mahkotanya melebihi atau jauh dibawah biir pot. Cara pembentukannya juga sama dengan pembentukan bonsai bergaya setengah menggantung.
C. TEKNIK MEMBONSAI
a. pemotongan dan pemangkasan prinsipnya, pemotongan dan pemangkasan dilakukan hingga lukanya rata dengan permukaan pangkal tumbuhannya. Pemotongan batang atau cabang yang kurang sehat atau pertumbuhannya jelek harus mempertimbangkan pertumbuhan cabang atau lainnya yang sehat. Pertumbuhan bisa diperbanyak dengan cara pemotongan akar mengarah ke samping.
b. pengawatan Bertujuan membentuk batang, cabang, dan ranting agar tumbuh sesuai dengan arah yang diinginkan. Pengawatan harus dilakukan dengan hati-hati. Jangan terlalu kencang, tetapi jangan terlalu longgar.
c. posisi bonsai di pot Posisi yang sempurna ditentukan oleh letak tanaman di pot yang digunakan. Posisi bonsai tergantung pada gaya yang digunakan. Jadi, bonsai tidak harus ditanam ditengah-tengah pot. Dipot persegi panjang, lonjong, atau oval, atau pot memanjang, tanaman bisa diletakan dengan jarak sepertiga dari sisi pot.
d. penanaman Langkah-langkah penanaman bonsai:
siapkan pot, media tanam, dan bakalan bonsai
kurangi akar bakalan bonsai agar sesuai dengan ukuran pot
masukkan sebagian media tanam ke dalam pot
tanam bakalan dengan posisi tanam yang pas
masukkan kembali media tanam untuk menguatkan posisi tanam tersebut, kemudian padatkan menggunakan ujung jari dan telapak tangan
rawat bonsai dengan baik
e. Menciptakan kesan tua Bonsai akan lebih bagus jika tanaman tersebut diberi kesan tua. Kesan tua ini biasanya ditandai dengan pertumbuhan cabang yang rata-rata merunduk ke bawah dan akar yang menjalar sampai permukaan tanah
pada radio GM338, Accessories connector.nya memiliki 20 pin, tidak seperti pada GM300 atau GM3188. Meskipun jumlah pin.nya 20, namun connector dengan pin 16 tetap masih dapat dipergunakan. sehingga jika connector tersebut dihubungkan, maka akan terlihat sisa connector pada sisi sebelah kiri dan kanan .... tidak "ketemu" .
Berikut adalah table penjelasan dari fungsi masing masing pin :
Mengetahui karakter kabel coaxial yang kita pergunakan sebagai penghantar transmisi ke antenna sangat diperlukan sekali karena pengaruhnya sangat besar terhadap daya pancar transciever yang kita pergunakan. Setiap tipe kabel akan memiliki kerugian yang berbeda, semakin panjang kabel coaxial semakin besar kerugiannya dan semakin tinggi ferkwensi semakin besar kerugian (biasanya dikenal dengan matched loss dengan ukurandb). Transciever dengan daya pancar 100 watt akan terpancarkan di antenna mungkin hanya 70 watt , 30 watt adalah kerugian yang dapat ditimbulkan oleh tipe kabel, tidak matchingnya kabel dan antenna pada frekwensi yang dipergunakan.
Untuk memaksimalkan daya pancar transciever ada 3 hal yang harus anda perhatikan :
Tipe kabel yang akan dipergunakan.
Frekwensi dimana anda akan bekerja.
Antenna.
Tipe Kabel Yang Akan Dipergunakan (lihat tabel) :
Pilih kabel sesuai dengan kemampuan kantong anda (semakin mahal umumnya kualitas kabel lebih baik dibandingkan dengan yang harganya murah).
Pilih kabel dengan impedansi 50 ohm dan Velocity Factor (VF)-nya tinggi. Semakin tinggi VF semakin kecil kerugian pada kabel. Tipe RG-8 yang VF-nya tinggi antara lain : Belden 7810A, 9913, 7808A, TMS LMR-400. Sedangkan yang Hardline seperti Heliax LDF-4,5, dan 6 (harganya mahal).
Setelah anda memilih kabel, anda harus men-trim/load kabel tersebut agar matching di frekwensi dimana anda akan bekerja.
Untuk men-trim/load kabel (banyak cara yang dilakukan teman-teman untuk men-load kabel). Siapkan dummy load dan SWR meter atau Analyzer jika ada. Ada beberapa cara mentrim/load kabel, antara lain :
Dengan cara mengukur panjang kabel berdasarkan kelipatan genap dari 1/4 lambda ( untuk kabel baru ) :
misalnya kabel coaxial Belden 9913 dengan VF 84%.
( 75/frek.) x VF = ............. meter ( 75/143.500 MHz) x 0,84 = 0,4390 m
Anda memiliki ketinggian antena 18 m dan dari tiang antena ke radio anda dibutuhkan 4 m, berarti panjang kabel yang diperlukan adalah 22 meter, panjang kabel dengan matched loss-nya kecil adalah :
0,4390 m x 50 = 21,95 m
Setelah kabel tersebut telah anda potong sepanjang 21,95 m pasanglah konektor pada kedua ujung kabel (solder secara permanen salah satu ujung kabel yang telah terpasang konektor, sedangkan ujung yang satunya lagi jangan disolder permanen, gunanya untuk mempermudah pemotongan kabel).
Lakukan pengujian dengan cara sebagai berikut :
Hubungkan radio anda dengan SWR meter, kabel coaxial yang telah dipotong tersebut dan ujungnya pasang dummy load. Setelah semuanya terpasang hidupkan radio dan transmitkan (gunakan watt kecil), lihat jarum SWR menunjukkan pada angka berapa (terbaik adalah 1:1) dan perhatikan juga berapa power reflektor (semakin kecil semakin baik). Apabila jarum pada SWR menunjukkan angka lebih dari 1:1 lakukan pemotongan kabel sedikit demi sedikit (disarankan per 1 inchi), setelah dipotong lihat kembali SWR apakah angka SWR nya naik atau turun, kalau turun lakukan pemotongan lagi sampai jarum SWR menunjuk pada angka 1:1 atau lebih kecil. Jangan paksakan pemotongan sampai jarum menunjukkan angka 1:0 karena apabila anda kelebihan memotongnya melampaui titik matching maka SWR akan naik kembali dan anda harus mengulang proses pemotongan sampai ditemukan SWR terkecil tersebut. Apabila pada proses pemotongan pertama tadi , SWR nya naik maka anda harus memotong kabel tersebut sampai ketemu titik matchingnya.
TABEL KARAKTER KABEL COAXIAL
Type
Merek/Nomor
Ω
VP
Dia. (AWG) /Jenis Konduktor
Diel. Tipe
RG-6
Belden 1694A
75
82
#18 Solid BC
FPE
Belden 8215
75
66
#21 Solid CCS
PE
RG-8
Belden 7810A
50
86
#10 Solid BC
FPE
TMS LMR400
50
85
#10 Solid CCA
FPE
Belden 9913
50
84
#10 Solid BC
ASPE
CXP1318FX
50
84
#10 Flex BC
FPE
Belden 9913F7
50
83
#11 Flex BC
FPE
Belden 9914
50
82
#10 Solid BC
FPE
TMS LMR400UF
50
85
#10 Flex BC
FPE
DRF-BF
50
84
#9.5 Flex BC
FPE
WM CQ106
50
84
#9.5 Flex BC
FPE
CXP008
50
78
#13 Flex BC
FPE
Belden 8237
52
66
#13 Flex BC
PE
RG-8X
Belden 7808A
50
86
#15 Solid BC
FPE
TMS LMR240
50
84
#15 Solid BC
FPE
WM CQ118
50
82
#16 Flex BC
FPE
TMS LMR240UF
50
84
#15 Flex BC
FPE
Belden 9258
50
82
#16 Flex BC
FPE
CXP08XB
50
80
#16 Flex BC
FPE
RG-9
Belden 8242
51
66
#13 Flex SPC
PE
RG-11
Belden 8213
75
84
#14 Solid BC
FPE
Belden 8238
75
66
#18 Flex TC
PE
RG-58
Belden 7807A
50
85
#18 Solid BC
FPE
TMS LMR200
50
83
#17 Solid BC
FPE
WM CQ124
52
66
#20 Solid BC
PE
Belden 8240
52
66
#20 Solid BC
PE
RG-58A
Belden 8219
53
73
#20 Flex TC
FPE
RG-58C
Belden 8262
50
66
#20 Flex TC
PE
RG-58A
Belden 8259
50
66
#20 Flex TC
PE
RG-59
Belden 1426A
75
83
#20 Solid BC
FPE
CXP 0815
75
82
#20 Solid BC
FPE
Belden 8212
75
78
#20 Solid CCS
FPE
Belden 8241
75
66
#23 Solid CCS
PE
RG-62A
Belden 9269
93
84
#22 Solid CCS
ASPE
RG-62B
Belden 8255
93
84
#24 Flex CCS
ASPE
RG-63B
Belden 9857
125
84
#22 Solid CCS
ASPE
RG-142
CXP 183242
50
69.5
#19 Solid SCCS
TFE
RG-142B
Belden 83242
50
69.5
#19 Solid SCCS
TFE
RG-174
Belden 7805R
50
73.5
#25 Solid BC
FPE
Belden 8216
50
66
#26 Flex CCS
PE
RG-213
Belden 8267
50
66
#13 Flex BC
PE
CXP213
50
66
#13 Flex BC
PE
RG-214
Belden 8268
50
66
#13 Flex SPC
PE
RG-216
Belden 9850
75
66
#18 Flex TC
PE
RG-217
WM CQ217F
50
66
#10 Flex BC
PE
M17/78-RG217
50
66
#10 Solid BC
PE
RG-218
M17/79-RG218
50
66
#4.5 Solid BC
PE
RG-223
Belden 9273
50
66
#19 Solid SPC
PE
RG-303
Belden 84303
50
69.5
#18 Solid SCCS
TFE
RG-316
CXP TJ1316
50
69.5
#26 Flex BC
TFE
Belden 84316
50
69.5
#26 Flex SCCS
TFE
RG-393
M17/127-RG393
50
69.5
#12 Flex SPC
TFE
RG-400
M17/128-RG400
50
69.5
#20 Flex SPC
TFE
LMR500
TMS LMR500UF
50
85
#7 Flex BC
FPE
TMS LMR500
50
85
#7 Solid CCA
FPE
LMR600
TMS LMR600
50
86
#5.5 Solid CCA
FPE
TMS LMR600UF
50
86
#5.5 Flex BC
FPE
LMR1200
TMS LMR1200
50
88
#0 Copper Tube
FPE
LDF4-50A
Heliax –1/2"
50
88
#5 Solid BC
FPE
LDF5-50A
Heliax –7/8"
50
88
0.355" BC
FPE
LDF6-50A
Heliax – 1¼”
50
88
0.516" BC
FPE
Setelah kabel anda matching pada frekwensi dimana anda bekerja baru lakukan penge-tune-an antenna.